Ekonomi / Makro
Ini Jawaban Dirut Pertamina Soal Usulan Penghentian Impor Bensin RON 88
Selasa, 23 Desember 2014 | 19:57 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur
Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menanggapi soal usulan Tim Reformasi Tata Kelola
Migas, yang salah satu rekomendasinya penghentian impor bensin RON 88 atau
lebih familiar dengan jenis premium. Menurut Dwi, jika kebijakan tersebut untuk
kenaikan nasional, Pertamina akan menindaklanjuti kebijakan tersebut.
"Jadi, kalau itu demi kebaikan nasional
sudah barang tentu Pertamina akan menindaklanjuti nanti sesuai dengan kebijakan
pemerintah terhadap bagaimana pengamanan pasokan BBM bagi masyarakat, kalau apa
namanya beda antara subsidi dengan non subsidi terlalu jauh pasti orang akan
kembali ke yang lebih baik," ujar Dwi usai melakukan pertemuan dengan
Jaksa Agung HM Prasetyo, di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Dwi mengatakan, Pertamina siap untuk mengamankan
pasokan BBM jika nantinya kebijakan tersebut benar diterapkan. Namun, butuh
waktu untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan tersebut.
"Nanti tentu akan butuh waktu bagaimana
Pertamina mempersiapkan fasilitasnya lalu sosialisasi ke masyarakat," kata
Dwi.
Dwi kemudian membahas soal impor BBM RON 92 yang
diturunkan menjadi RON 88. Menurut Dwi, kilang di Indonesia masih banyak yang
hanya bisa memproduksi nafta dengan kadar RON 70. Nafta tersebut, kata Dwi,
baru bisa dipakai menjadi bahan bakar premium RON 88, jika dicampur dengan HMOC
berkadar RON 92.
"Jadi sebenarnya itu
memanfaatkan kilang kita itu sendiri," kata Dwi.
Analisis : Pertamina siap untuk mengamankan pasokan
BBM jika nantinya kebijakan untuk melakukan penhentian impor premium benar
diterapkan. Namun, butuh waktu untuk melakukan sosialisai kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar