Sabtu, 22 November 2014

Tugas 2


CONTOH KERANGKA KARANGAN


Topik : Perdagangan Elektronik (E-Commerce)
Tema :  Jual Beli Melalui Perdagangan Elektronik (E-Commerce) di Indonesia
1.       Pengertian Perdagangan Elektronik
          1.1   Sejarah Perkembangan Perdagangan Elektronik
          1.2   Klasifikasi Perdagangan Elektronik
1.2.1          Business to Business (B2B)
1.2.2          Business to Consumer (B2C)
1.2.3          Consumer to Consumer (C2C)
1.2.4          Consumer to Business (C2B)
1.2.5          Non Business E-Commerce
1.2.6        Intrabusiness (Organizational) E-Commerce
2.      Contoh Situs Perdagangan Elektronik (E-Commerce) di Indonesia
         2.1  Toko Bagus
         2.2  Lazada
         2.3  Berniaga
         2.4  Bhinneka
         2.5  Tokopedia
3.      Berbelanja Online Melalui Situs E-Commerce
         3.1  Produk-produk yang dijual di Situs E-Commerce
         3.2  Sistem Pembayaran dan Pengiriman Produk
         3.3  Kelebihan dan Kekurangan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.1        Kelebihan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.2        Kekurangan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.2.1  Beberapa Risiko Jika Berbelanja Melalui E-Commerce
4.      Mengatasi Penipuan yang Marak Terjadi di Situs E-Commerce
         4.1  Memilih Cara Pembayaran/Transaksi yang Aman
         4.2  Tips-tips Menghindari Penipuan Ketika Berbelanja Melalui E-Commerce


Rabu, 19 November 2014

Tulisan 10


Ini Penyebab Ekonomi Indonesia Tidak Stabil

Selasa,  16 September 2014  −  16:24 WIB

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, saat ini Indonesia tengah menghadapi berbagai masalah yang mengganggu stabilitas ekonomi.
Menurutnya, ada beberapa masalah yang timbul dan menganggu stabilitas ekonomi di Indonesia. Baik dari dalam maupun imbas ketidakstabilan ekonomi luar negeri.
"Masalah pertama adalah politik yang masih terus bergulir di kursi pemerintahan. Ini dinilai akan memengaruhi," katanya di Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Karena, kata dia, sampai hari ini para elit politik masih belum bisa menyatu.
"Beberapa partai masih belum bisa menerima kemenangan Pak Jokowi-JK. Ini perlu diselesaikan supaya kita bisa satu kembali," ujarnya.
Membaiknya kondisi politik tersebut agar orang-orang di dalamnya mampu bekerja sama dengan baik di kementerian kabinet Jokowi-JK untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.

"Berikutnya masalah ekonomi dunia yang saat ini juga sedang goyah. Lokomotif  pembangunan dunia sekarang susah," jelas dia.
China, lanjut Sofjan sedang mengalami masalah, begitu juga dengan Jepang, Ukraina. Termasuk Amerika yang akan menarik uang murah yang mereka beri di dunia.
"Itu pasti berdampak sekali ke ekonomi kita," ucapnya.
Selain itu, masalah komoditi Indonesia yang menurun juga menjadi alasan ekonomi Indonesia menurun serta penciutan daya beli dalam negeri.
Apalagi saat ini Indonesia sedeng menghadapi masalah defisit neraca perdagangan. Di mana pemerintah menaikkan bunga, uang diperketat, harga barang jadi mahal.
"Itu masalah sebetulnya. Masalah ekonomi ada dari mana-mana. Itu tugas kita membantu pemerintah agar bisa memajukan Indonesia dari segi ekonomi," pungkas Sofjan.
Analisis : Indonesia tengah mengalami berbagai masalah yang menggangu stabilitasi ekomi yang ditimbulkan oleh politik yang masih bergulir dikursi pemerintahan, ekonomi dunia yang sedang goyah dan lokomotif pembangunan dunia sekarang susah, masalah komoditi Indonesia yang menurun juga menjadi alasan ekonomi Indonesia menurun.

Tulisan 9


Indonesia Bisa Ambil Peluang dari Perbaikan Ekonomi AS

Sabtu,  11 Oktober 2014  −  15:29 WIB

JAKARTA - Perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berujung pada rencana mempercepat kenaikan suku bunga acuan seharusnya bisa menjadi peluang bagi perekonomian Indonesia.

Mantan Anggota DPR RI 2004-2009, Arief Budimanta menuturkan, selama ini situasi tersebut dipandang sebagai boomerang untuk kondisi perekonomian Indonesia.
Padahal, Indonesia pada dasarnya bisa mengambil peluang dari recovery ekonomi yang terjadi di negeri Paman Sam tersebut.
"Misalnya China berkembang jadi industri yang lebih advance. Jadi, kalau bisa memperbaiki secara keseluruhan competitiveness, kita bisa mengambil peluang," ujarnya, Sabtu (11/10/2014).
Dia mengatakan, Indonesia seharusnya menyambut perbaikan ekonomi AS dengan turut memperbaiki struktur ekonomi dan daya saing.
"Sambut perbaikan ekonomi Amerika dengan memperbaiki struktur ekonomi dan daya saing kita," tandas Arief.
Analisis :  Perbaikan ekonomiAmerika seharusnya dapat kita sambut dengan memperbaiki struktur ekonomi dan daya saing kita agar Indonesia dapat mengambil peluang dari recovery ekonomi yang terjadi di Amerika.







Tulisan 8


Ekonomi Dunia

Pertumbuhan Ekonomi China Juli-September 7,3%

Selasa,  21 Oktober 2014  −  16:36 WIB

BEIJING - Pertumbuhan ekonomi China mengalahkan perkiraan analis karena permintaan ekspor dan jasa menguat, mendorong pemerintah menghindari langkah-langkah stimulus.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (21/10/2014), Kantor Statistik Nasional (NBS) China mencatat produk domestik bruto (PDB) naik 7,3% pada periode Juli-September 2014 dari tahun sebelumnya.

Sementara estimasi analis yang disurvei Bloomberg sebesar 7,2%, ekspansi paling lambat sejak kuartal pertama 2009.
Pemerintah telah menghindari penurunan suku bunga across-the-board dan memberikan sinyalemen akan mentolerir ekspansi lemah, meninggalkan ekonomi menuju pertumbuhan paling lambat dalam setahun penuh sejak 1990.
Produksi industri naik 8% pada September dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan 7,5% dari perkiraan analis dan Agustus 6,9%, terendah dalam lebih dari lima tahun.
Sementara penjualan ritel meningkat 11,6% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan 11,7% yang dilihat para ekonom dan pada Agustus 11,9%.
"Pemerintah telah menegaskan tidak ada stimulus yang dilaksanakan, dan saya pikir data hari ini akan lebih meningkatkan dan memperkuat tren itu," kata Zhu Haibin, kepala ekonom China di JPMorgan Chase & Co, Hong Kong

Analisis : Pertumbuhan ekonomi Cina mengalahkan perkiraan analisis karna permintaan ekspor dan jasa menguat, mendorong pemerintah menghidari langkah-langkah stimulus.  Di NBS China produk domestic bruto dinyatakan naik 7,3& sementara etimasi analasis yang disurvei sebesar 7,2%. Produksi industri naik dari perkiraan sebelumnya. dan penjualan ritel meningkat dari tahun sebelumnya makan pemerintah telah menengaskan tidak ada stimulus yang dilaksanakan.


 

Tulisan 7


Masyarakat Indonesia Makin "Pede" jadi Investor Domestik

Senin, 20 Oktober 2014 | 14:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Minat pembelian masyarakat atas Obligasi Negara Ritel seri ORI011 masih cukup tinggi, di tengah ketatnya likuiditas di pasar keuangan domestik dan ekspektasi kenaikan tingkat inflasi ke depan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan menjelaskan hal itu ditandai dengan realisasi pemesanan yang disampaikan Agen Penjual sampai dengan tanggal 16 Oktober 2014 melampaui target awal, yaitu mencapai Rp 21,336 triliun.

Pemesanan terdiri dari prioritas yang mencapai Rp 19,996 triliun dan cadangan sebesar Rp 1,340 triliun. Dari 21 Agen Penjual, 20 Agen Penjual berhasil mengumpulkan pemesanan di atas target yang ditetapkan pemerintah.

"Hasil penjualan ORI011 dari 21 Agen Penjual setelah dilakukan cleaning data mencapai Rp 21,216 triliun, dengan 35.024 pemesan di 34 provinsi. Jumlah investor baru sebanyak 20.418 investor," kata Robert, Senin (20/10/2014).

Robert menjelaskan penerbitan akan dilakukan pada 22 Oktober 2014. Adapun tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2017, atau tenor tiga tahun. "Target kita Rp 20 triliun. Ini hasil yang menggembirakan, membanggakan, karena ini investornya domestik. Apalagi masyarakat individu, bukan korporasi," imbuh Robert.

Artinya, pencapaian ini menunjukkan bahwa investor domestik mampu membeli dan menopang pembiayaan APBN. "Sehingga ini menjadi modal menggembirakan dalam upaya kita mengurangi pembiayaan non-residence," pungkas Robert.
Untuk diketahui, nilai nominal per unit ORI011 adalah Rp 1 juta, dengan syarat minimum pemesanan Rp 5 juta dan kelipatannya. Sementara itu, maksimum pemesanan sebesar Rp 3 miliar. Investor akan mendapatkan kupon 8,5 persen per tahun, dan pembayaran pertama kali dilakukan pada 15 November 2014, dengan jumlah kupon pertama sebesar Rp 5.484 per unit.

Analisis : Ditengah ketatnya likuiditas di pasar keuangan domestic dan ekspektasi kenaikan tingak inflasi kedepan tidak sedikit pun mengurangi minat masyarakat untuk membeli obligasi Negara ritel ditandai dengan banyaknya pemesanan melebihi dari target awal. Dan artinya pencapaian ini menunjukka bahwa investor domestic mampu membeli dan menopang pembiayaan APBN.






Tulisan 6

Analis: Lunasi kerugian negara, Indosat Beritikad Baik

Selasa, 21 Oktober 2014 | 09:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indosat Tbk (ISAT) divonis merugikan negara sebesar Rp 1,3 triliun terkait kasus korupsi penyalahgunaan jaringan 2,1 Gigahertz (GHz) atau 3G atau High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) oleh PT Indosat Mega Media (IM2). Meski begitu, emiten halo-halo ini berencana untuk melunasi uang pengganti kerugian negara tersebut.
Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menyebut, pembayaran kerugian negara tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab ISAT. Di situ, manajemen bertanggung jawab atas tindakan beberapa oknum. ISAT pun menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki perusahaan.
Padahal, dana tersebut bisa dikatakan tak sedikit. Apalagi, ISAT tercatat memiliki rasio utang yang tinggi. Namun hal itu dikesampingkan karena perseroan merasa wajib menyelesaikan permasalahan.
"Kinerja akan tersendat sedikit. Tapi kalau tidak menyelesaikan, ke depannya orang tak akan percaya. Dengan seperti ini, ISAT menunjukkan kepercayaan," ujar William, Senin, (20/10/2014).
Ia pun merekomendasikan beli ISAT dengan target harga Rp 4.200. (Annisa Aninditya Wibawa)


Analisis :  PT Indosat Tbk berencana untuk mrlunasi uang pengganti kerugian Negara walaupun dana tersebut dapat dikatakan tidak sedikit dan ISAT tercatat memiliki rasio hutang yang tinggi namun hal tersebut di kesampingkan terlebih dahulu karena perseroan wajib menyelesaikan permasalahan walaupun kinerja akan sedikit terhambat karna kalau tidak diselesaikan kedepannya tidak akanada orang yang dapat percaya kembali menggunakan ISAT.


Tulisan 5


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melakukan tes ketahanan (stress test) sistem keuangan Indonesia. Tes ini dilakukan untuk melihat dampak pelemahan nilai tukar dan penurunan harga aset terhadap ketahanan perbankan. Dari sisi ketahanan korporasi, pelemahan nilai tukar akan berdampak pada peningkatan kewajiban valas korporasi. Peningkatan kewajiban valas yang tidak diikuti oleh peningkatan aset valas berpotensi menggerus permodalan korporasi sebagaimana tercermin dalam rasio Posisi Devisa Neto (PDN) korporasi.  Berkaitan dengan hal tersebut, BI telah melakukan stress test lanjutan pada korporasi yang memiliki Utang Luar Negeri (ULN) dan posisi Net Foreign Liabilities (NFL) atau liabitas net asing.  Hasil simulasi terhadap 57 korporasi menunjukan bahwa diperkirakan terdapat 5 korporasi atau 8,77 persen dari total korporasi yang diobservasi berpotensi insolvent alias bangkrut. "Apabila nilai tukar rupiah melemah di atas kurs Rp15.500/USD," tulis BI dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (21/10/2014). Sementara itu dari sisi rumah tangga, hasil survei menunjukan tingkat yang masih berada pada level aman. Utang rumah tangga masih dapat ditutup oleh pendapatan dan asetnya. Dari sisi perkembangannya, ketahanan rumah tangga terhadap leverage (jangkauan) juga menunjukkan perbaikan.  Ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat utang, baik total utang, utang jangka panjang (dengan jatuh tempo di atas 12 bulan) serta utang kepada perbankan, dibandingkan dengan pendapatannya dan aset. Rasio total utang terhadap pendapatan pada 2010 mencapai 19,53 turun menjadi 15,54 pada akhir tahun 2013. Sementara itu, rasio total utang terhadap aset pada 2010 mencapai 4,06 turun menjadi 2,96 pada akhir tahun 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa rumah tangga di Indonesia masih mampu untuk membayar seluruh utangnya dengan aset ataupun menggunakan pendapatannya. Meski demikian, peningkatan rasio Non Performing Loan (NPL) alias kredit macet rumah tangga dari level 1,41 persen pada posisi akhir 2013 menjadi 1,72 persen pada Juni 2014 tetap perlu dicermati. (Margareta Engge Kharismawati)
Analisis : BI melakukan test ketahanan sistem keuangan Indonesia untuk melihat dampak pelemahan nilai tukar uang dan penukaran harga asset terhadap ketahanan perbankan.  Dari sisi ketahanan korporasi pelemahan nilai tukar akan berdampak  pada peningkatan kewajiban valas korporasi.  Dari sisi rumah tangga masih terbilang dalam level aman. Rasio total utang terhadap mendapatkan menurun menjadi 15,54% sedangkan rasio total utang terhadap menjadi 2,96%


Tulisan 4


Apple Raup Laba 8,5 miliar dollar AS, Wall Street Melaju

Rabu, 22 Oktober 2014 | 08:15 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham Wall Street berakhir di teritori positif pada perdagangan Selasa (21/10/2014) waktu setempat (Rabu pagi WIB), didorong oleh pembicaraan tentang stimulus moneter lebih luas di Eropa dan laporan laba Apple yang kuat membantu mengangkat Nasdaq lebih dari 100 poin. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 215,14 poin (1,31 persen) pada 16.614,81. Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 37,27 poin (1,96 persen) menjadi 1.941,28, serta indeks komposit teknologi Nasdaq melonjak 103,40 poin (2,40 persen) ke posisi 4.419,48. Apple, perusahaan terbesar AS berdasarkan kapitalisasi pasar, naik 2,7 persen karena laba kuartal keempatnya melonjak 13 persen menjadi 8,5 miliar dollar AS didukung penjualan iPhone. Saham-saham AS juga mendapatkan momentum dari spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) bisa memperluas inisiatif pembelian obligasi ke obligasi korporasi. Obrolan ini mengangkat CAC 40 Prancis dan bursa Eropa lainnya lebih dari 2,0 persen. Norma saat ini di pasar adalah perubahan besar dalam indeks, kata Michael James dari Wedbush Securities. "Volatilitas kami hanya akan lebih melanggengkan volatilitas," kata dia.
Selain Apple, sebut James, laba yang kuat dari Texas Instruments juga menjadi katalis untuk kenaikan saham-saham teknologi. Saham produsen semikonduktor ini melonjak 5,3 persen setelah laba kuartal ketiganya melebihi perkiraan dengan melejit 31,3 persen menjadi 826 juta dollar AS. Saham Coca-Cola anjlok 6,0 persen karena laba bersihnya untuk kuartal ketiga turun 13,6 persen menjadi 2,12 miliar dollar AS. Hasil itu tertekan turun oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan gejolak mata uang. McDonald turun 0,6 persen setelah labanya jatuh 30 persen menjadi 1,07 miliar dollar AS sebagian karena skandal keamanan makanan di Tiongkok dan di tengah persaingan ketat di Amerika Serikat. Chipotle Mexican Grill turun 7,0 persen meskipun mencatat kenaikan laba bersih 57 persen pada kuartal ketiga menjadi 130,8 juta dollar AS. Para analis mengatakan pertumbuhan laba jaringan restoran ini tidak berkelanjutan. Produsen sepeda motor Harley-Davidson melonjak 7,3 persen didukung penjualannya yang lebih baik di Amerika Serikat dan luar negeri. Laba kuartal ketiganya mencapai 69 sen per saham, mengalahkan ekspektasi para analis sebesar sembilan sen. Perusahaan lain yang melaporkan labanya termasuk Kimberly-Clark yang sahamnya naik 3,0 persen, Lockheed Martin turun 1,7 persen, Travelers naik 1,1 persen, United Technologies naik 0,5 persen, Verizon Communications naik 0,4 persen dan Whirlpool naik 1,3 persen. Harga obligasi turun. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS naik menjadi 2,21 persen dari 2,18 persen pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun naik menjadi 2,98 persen dari 2,96 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Analisis : saham-saham well street berakhir diterori positif.  Apple mendapatkan laba 8.5 millyar karna didukung oleh penjualan Iphone. Saham-saham teknologi mengalami kenaikan sedangkan saham cola-cola anjlok 6%, Mc Donald turun 0,6%, Chipotle Mexican Grill turun 7% , Produsen motor Harley Davidson melonjak 7,3%, Kimberly-Clark yang sahamnya naik 3,0 persen, Lockheed Martin turun 1,7 persen, Travelers naik 1,1 persen, United Technologies naik 0,5 persen, Verizon Communications naik 0,4 persen dan Whirlpool naik 1,3 persen. Harga dan Imbal obligasi bergerak terbalik.


Tulisan 3


"Standardisasi Sertifikasi Rp 20 Juta, Orang Sudah Teriak.."

Rabu, 22 Oktober 2014 | 11:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Hardjanto mengukur kemampuan industri manufaktur Indonesia dalam menghadapi pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Menurut dia, banyak pelaku industri manufaktur yang belum siap. Dan oleh karena itu, pemerintah harus bisa melindungi pasar domestik.

Hardjanto mengatakan, sertifikasi produk industri menjadi salah satu langkah melindungi pasar dan pelaku domestik. Sayangnya, banyak pelaku industri tidak sadar pentingnya sertifikasi, dan justru mengeluhkan adanya bermacam-macam sertifikasi.

"Contoh di China itu sertifikasi standardisasi industri Rp 700 juta. Di Indonesia, Rp 20 juta saja sudah pada teriak," kata dia dalam seminar nasional bertajuk "Revitalisasi Kebutuhan Gas untuk Industri", Jakarta, Rabu (22/10/2014).

Selain itu, dia mencontohkan, proses setifikasi di negara industri maju seperti di Jepang bisa memakan waktu hingga 2 tahun. Itu pun belum ditambah pengorbanan biaya yang tidak sedikit. Hardjanto mengatakan, pada prinsispnya standar ini diadakan untuk mengamankan pasar domestik, agar produk industri bisa bersaing dengan produk asing yang masuk.

Adanya standardisasi justru dinilai untuk memuluskan perkembangan industri manufaktur domestik. "Apalagi pemerintah baru ini kan bilang Trisakti, berdiri di atas kaki sendiri. Ya, pasar dalam negeri harus dipertahankan," kata Hardjanto.

Produk yang standar sangat penting di tengah persaingan bebas kawasan ASEAN. Sebab, setelah tarif nol persen, negara-negara di kawasan masih menerapkan nontarif barier untuk mengamankan pasar mereka, salah satunya lewat standardisasi produk.

Analisis : 
Banyak pelaku manufaktur yang belum siap untuk melakukan sertifikasi. Walaupun sertifikasi tersebut bertujuan agar dapat melindungi pasar dan pelaku domestic. Sayangnya banyak yang belum sadar akan pentingnya sertifikasi karna mungkin banyak hal yang harus dipikirkan atau memang sertifikasi tersebut belum terlalu penting untuknya. Karna setelah tarif 0% beberapa Negara dikawasan masih menerapkan non tarif barier untuk mengamankan pasar mereka.