JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI)
melakukan tes ketahanan (stress test)
sistem keuangan Indonesia. Tes ini dilakukan untuk melihat dampak pelemahan
nilai tukar dan penurunan harga aset terhadap ketahanan perbankan. Dari sisi
ketahanan korporasi, pelemahan nilai tukar akan berdampak pada peningkatan
kewajiban valas korporasi. Peningkatan kewajiban valas yang tidak diikuti oleh
peningkatan aset valas berpotensi menggerus permodalan korporasi sebagaimana
tercermin dalam rasio Posisi Devisa Neto (PDN) korporasi. Berkaitan dengan hal tersebut, BI telah
melakukan stress test lanjutan pada korporasi
yang memiliki Utang Luar Negeri (ULN) dan posisi Net Foreign Liabilities (NFL)
atau liabitas net asing. Hasil simulasi
terhadap 57 korporasi menunjukan bahwa diperkirakan terdapat 5 korporasi atau
8,77 persen dari total korporasi yang diobservasi berpotensi insolvent alias bangkrut.
"Apabila nilai tukar rupiah melemah di atas kurs Rp15.500/USD," tulis
BI dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (21/10/2014). Sementara itu dari
sisi rumah tangga, hasil survei menunjukan tingkat yang masih berada pada level
aman. Utang rumah tangga masih dapat ditutup oleh pendapatan dan asetnya. Dari
sisi perkembangannya, ketahanan rumah tangga terhadap leverage (jangkauan) juga
menunjukkan perbaikan. Ini ditunjukkan
dengan menurunnya tingkat utang, baik total utang, utang jangka panjang (dengan
jatuh tempo di atas 12 bulan) serta utang kepada perbankan, dibandingkan dengan
pendapatannya dan aset. Rasio total utang terhadap pendapatan pada 2010
mencapai 19,53 turun menjadi 15,54 pada akhir tahun 2013. Sementara itu, rasio
total utang terhadap aset pada 2010 mencapai 4,06 turun menjadi 2,96 pada akhir
tahun 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa rumah tangga di Indonesia masih mampu
untuk membayar seluruh utangnya dengan aset ataupun menggunakan pendapatannya. Meski
demikian, peningkatan rasio Non Performing Loan
(NPL) alias kredit macet rumah tangga dari level 1,41 persen pada posisi akhir
2013 menjadi 1,72 persen pada Juni 2014 tetap perlu dicermati. (Margareta Engge Kharismawati)
Analisis : BI melakukan test ketahanan sistem keuangan Indonesia untuk
melihat dampak pelemahan nilai tukar uang dan penukaran harga asset terhadap
ketahanan perbankan. Dari sisi ketahanan
korporasi pelemahan nilai tukar akan berdampak
pada peningkatan kewajiban valas korporasi. Dari sisi rumah tangga masih terbilang dalam
level aman. Rasio total utang terhadap mendapatkan menurun menjadi 15,54% sedangkan
rasio total utang terhadap menjadi 2,96%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar